19 Januari 2009

DONGENG UNTUK SANG KEKASIH

Oleh. Dian T Indrawan

Bangun, bangun! Aku memanggilmu di balik seribu rasa ketakuatanku. Aku membentangkan sayap-sayapmu kearah dirimu, kekasihku. Bangunlah kekasihku! Karena gerakan yang terjadi t’lah menghentikan dan kesunyian yang telah mengkuatkan semua gemuruh dentang kuku. Langkah kaki diluar sana mulai berhenti dan tidur selalu memeluk jiwa manusia. Aku terbangun sendiri, kar’na kerinduan menarikku menuju keselamatan kapan saja, dan tidur akan selalu menyeretku. Kekasihku! Cinta t’lah menyeretku dekat denganmu sedangkan ketakutanku mulai memudar sejak bersamamu disini. Aku disini meninggalkan tempat tidurku, aku takut akan mimpi-mimpi yang disembunyikan di dalam selimut yang terlipat rapi. Kulemparkan buku ke atas meja, karena helaan nafsu telah membakar semua garis-garis halamannya dan meninggalkan ruang kosong putih dihadapanku. Bangun! Dengarkanlah aku…..!

Cintaku, aku mendengar seruanmu dari balik rasa ketakutan dan merasakan sayap-sayapku hingga terasa kaku. Aku akan bangun dan segera pergi ke halaman luas di luar sana. Kakiku dan busanaku kini basah oleh embun malam yang ganas. Aku berdiri disini dan mendengarkan seruan dari jiwamu, cintaku.

Bicaralah kepadaku kekasihku, dan biarkanlah nafasmu terbang bersama angin yang bertiup berbalik arah dari lembah-lembah perbukitan menoreh. Hanya saja aku akan mendengar, karena kegelapan t’lah mengantarkan semua orang untuk kembali beristirahat. Semua orang telah beranjak untuk tidur namun aku ‘kan tetap mendengarkanmu. Cintaku, langit t’lah mencoba membuat sebuah kerudung malam dari sinar bulan yang cantik dan melemparkannya menutupi tubuh Indonesia.

***

Sayangku, di malam yang gelap ini, langit bagaikan permadani yang tebal, menjebak semua polusi dari pabrik dan nafas kematian serta ia juga berhasil menyembunyikan tulang rusuk kota. Warga kota mulai terlentang dalam gubuk-gubuknya yang dibangun dari tumpukan batu bata yang disusun oleh suami-suami mereka. Cintaku, tahukah engkau mereka sekarang sedang berlomba-lomba menuju panggung mimpi-mimpi indah mereka.

Dosa-dosa yang berat kini telah membukukkan punggung mereka. Kuda-kuda mereka sudah letih untuk berjalan menapaki lorong-lorong cinta yang berbatu. Sayangku tahukah engkau, mereka mulai menutup mata untuk malam ini. Aku sangat takut akan hantu-hantu malam yang penuh dengan keputusasaan.

Cintaku, aku mulai merasakan beratnya bulu mata. Dapatkah kita berdua untuk melemparkan diri diatas tempat tidur cinta kita? Cabang-cabang pohon bergoyang di terjang angin malam yang kejam. Mimpi-mimpi buruk mulai beraksi, mengganggu manusia yang penuh dengan ketidakpastian. Aku menangis dalam tidurku, sayangku, aku merasa takut tidur disini. Tenanglah, cintaku, aku berada disampingmu. Aku tak’kan pernah meninggalkanmu sedirian menggapai mimpi dan cita-cita. Sayangku, dengarlah! Tetangga kita gemetar, tak tahan menahan lapar. Helaannya terengah-engah, dahi mereka berkerut bersama sebuah keputusan dan tuntutan hidup.

Wanginya bunga sedap malam telah mengisi udara. Angin malam yang dingin telah membawa mereka diatas puncak bukit yang mengisi setiap jiwa manusia dengan kerinduan dan selalu membuat mereka semakin rindu untuk bergerak lembut di awan.

***

Pagi hari telah tiba, mata yang tertidur mulai terbuka. Cahaya pagi memberkas dari balik tirai kamarku yang telah menyembunyikan tenaga kehidupan. Segarnya pagi telah membangunkan para penghuni kota yang telah bersandar dari keheningan dan kesunyian malam. Suara-suara pagi mulai menyerukan untuk mulai ibadah pagi dan ayam-ayam jantan mulai bersua seolah-olah semua isi alam berdoa. Sekawanan burung gereja mulai bernyanyi. Aku berjalan keluar untuk mengendorkan otot-otot yang kaku.

Kekasihku, pagi hari telah tiba. Menyebarkan pesona dengan sinar matahari yang hangat. Tirai-tirai ditarik dari jendela-jendela dan pintu-pintu dibuka untuk membuka raut-raut wajah yang kelabu dengan mata mereka yang penuh dengan kekhawatiran yang selalu bersanding dengan kehidupanku. Kekasihku, mengapa keputusasaan dan ketakutan selalu membayangi hidupku? Bayangan ini seakan-akan menggelapkan semua asa.

Cintaku, tenanglah. Jalan masih panjang, janganlah engkau takut menghadapi pertempuran ini. Semangatlah cintaku, jalan-jalan di luar sana mulai dipadati manusia dengan jalannya yang tergopoh-gopoh dan polusi pun mulai menebal serta gerimis yang jatuh dari langit dapat menjadi temanmu disini. Kota ini adalah arena yang tepat untukmu, karena kau dapat menempuhnya dengan belajar yang kuat demi mencapai cita-citamu.

***

Terima kasih, kekasihku. Hidup ini terasa indah jika aku selalu disisimu. Cintaku, aku memiliki perasaan yang sama, hidup ini seperti berada di surga yang di isi dengan kehidupan dan kehalusan. Namun tidak bagi mereka yang berada di luar sana. Kekasihku, hidup disini bagai neraka yang dipenuhi dengan keburukan dan ketakutan.[*]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
SPOT ABU-ABU - Free Blogger Templates, Free Wordpress Themes - by Templates para novo blogger HD TV Watch Shows Online. Unblock through myspace proxy unblock, Songs by Christian Guitar Chords