19 Januari 2009

Salam Perpisahan

Ditulis Oleh Dian T Indrawan[*] pada Minggu, 21 Desember 2008. Dibacakan Oleh Kaspul Hadi[†] pada Senin, 22 Desember 2008, pukul 20.30 WIB, di Masjid Baiturrahman, Tundan.


Nama-nama yang terhormat yang ku bingkai,

s’makin menempat rapi di hati

Wujudnya tenang,

tampak begitu gemilang


Bapak, ibu, saudara yang kami hormati.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat,

izinkan kami bicara ‘tuk menyampaikan kabar yang telah nyata

yaitu sejak pukul enam tadi, alam ini sudah berubah menjadi lagu perpisahan

sampai sekarang dia sudah bisa memasuki arena ini

bahkan dia t’lah sepakat mewarnai suasana disekeliling kita ini.

Bisakah semua ini berganti dengan keadaan lain?

Semuanya tak ada yang bisa menjawab!

Sebab kenyataanya sudah menjadi hampa,

bahkan keadaan ini sudah bisa menghempaskan kami

‘tuk tidak bisa berbuat apa-apa.

Ternyata s’karang kami hanya bisa menempati ruang-ruang kosong dalam hidup ini


Bapak, ibu, saudara yang kami cintai.

Dalam perpisahan ini kami hanya bisa menjadi s’kelompok kecil,

dari manusia-manusia yang paling bersedih.

Bersedih, karena ketololan-ketololan kami selama tinggal di dusun Tundan.

Bersedih, karena memang kami manusia-manusia yang tak tau diri.


Baru kami sadari, warga dusun Tundan dapat merubah s’gala keadaan.

Bila ternyata kami tidak tau, warga mendidiknya menjadi tau.

Bila ternyata kami lemah, warga merubahnya menjadi kuat.

Dan bila ternyata kami keliru, warga merubahnya menjadi mengerti.

Kesedihan ini sudah nampak lebih sempurna.

Kar’na memang mungkin sesaat lagi kami akan pulang.

Hanya kepada Allah kami serahkan semua ini

Mudah-mudahan bimbingan dan budi baik warga Tundan terhadap kami bisa ditulis menjadi amal sholeh. Amin..


Bapak, ibu, saudara yang kami cintai.

Izinkan kami pulang........


Selanjutnya dari sekian banyaknya kesalahan dan dosa-dosa kami terhadap warga Tundan, dengan segala rendah hati, kami meminta maaf dan sejuta ampunan. ‘Tuk ketentraman dan langkah kami berikutnya.

Kami tak ingin mendengar,

ada yang berusaha memisahkan hati dan diri dari tempat ini.


Gemuruh suara dan hati kami berdo’a,

s’moga warga dusun Tundan yang kami cintai ini,

s’nantiasa berada dalam rahmat dan karunia serta perlindungan Allah.

Dan dusun Tundan yang kita cintai selamanya

Terbebas, terhindar dari segala ancaman dan mara bahaya yang akan menimpanya


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.....

Tak ada yang besar melebihi kebesaran-Nya

Tak ada yang kuat melebihi kekekuatan-Nya

Bapak, ibu, saudara warga Tundan,


KAMI PULANG !!!!!!



[*] Penulis Novel “Jangan Panggil Aku Gay (2004), Isyarat Cinta(2006), Lembayung Syurga(2006), Das is Schön(2007), Management of Love(2007), Public Relation for Hotel Industry(2008)”, Skenario Film “The Root (Dendam yang Tak Terbalas / 2007)”, Skenario Iklan “The Coffee Shop” (2008).

[†] Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2005. Membacakan puisi karya Dian T Indrawan saat perpisahan dengan warga Tundan, Ds. Ngrame. Bantul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
SPOT ABU-ABU - Free Blogger Templates, Free Wordpress Themes - by Templates para novo blogger HD TV Watch Shows Online. Unblock through myspace proxy unblock, Songs by Christian Guitar Chords