22 Januari 2009

Malam Kelabu

By. Dian T Indrawan

[*]Rasa kantuk menghampiriku seolah tak ada keadaan yang lain. Ku pulang dengan sedikit rasa nyeri dikepala ‘ntah apa yang ku rasakan kini. Pukulan demi pukulan tanpa alasan yang jelas, ku terima dari orang-orang yang merasa mengerti diriku namun mereka masih sulit mengakui bahwa mereka termasuk orang-orang yang sok tahu akan sosok diriku sesungguhnya. Aku bukanlah seorang dewa yang turun di bumi, namun aku dilahirkan untuk menjalani hidup walaupun susah. Susah dari kekangan keluarga yang masih saja membatasiku untuk aku dapat berkreasi sesuai dengan kemampuanku tanpa ada celah bagiku untuk berbuat sesuatu.


Aku mencoba untuk teriak, teriak, teriak....

Tapi keadaan berkata lain, semakin aku berteriak keras, semakin ketat ikatan tali yang membatasiku. Hidupku seperti berada di neraka, hidupku seperti ada di penjara yang telah dilapisi oleh bara api yang sangat panas.


Aku semakin bimbang apa yang harus ku perbuat....

Menangis? Tertawa? Bernyanyi? Ataukah aku harus berdiam diri seolah tidak terjadi apa-apa? Mana mungkin aku bisa melakukan hal yang tidak dapat aku lakukan. Aku ingin bebas dari penjara yang dipenuhi bara api ini. Kemunafikan pada diri mereka juga t’lah memicikkan semua yang ada dalam mata mereka demi kebahagiaanku.


Aku bosan....

Aku bosan menerima kekangan yang terus menerus terjadi kepadaku.

Aku ingin sekali hidup dengan tenang, penuh kedamaian, kebebasan tanpa harus ada kekangan dari berbagai pihak. Semoga saja mereka tahu apa yang kurasa namun jangan sampai mereka hanya sok tahu apa yang aku rasa.


Aku yakin pasti mereka tak ingin tahu apa yang aku rasa kini. Aku yakin pada diriku apa yang mereka lakukan padaku hanya untuk kesenangan mereka sendiri. Aku ingin pergi dari kehidupan seperti ini..... aku ingin bebas dari kenistaan orang-orang yang selalu meremehkanku. Aku yakin pasti kelak masih ada yang dapat menghargai perjuanganku demi kebebasan berekpresi dalam diriku walaupun malam selalu kelabu bagiku.



[*] Tulisan ini kutujukan bagi orang-orang yang telah menyakiti hatiku, walaupun orang itu t’lah melahirkanku. Maafkan aku ibu jika ini yang bisa aku sampaikan, semoga ibu dan yang lain bisa mengerti isi hatiku. Yang terpenting aku bukan pelampiasan praktek sinetron sindrom………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
SPOT ABU-ABU - Free Blogger Templates, Free Wordpress Themes - by Templates para novo blogger HD TV Watch Shows Online. Unblock through myspace proxy unblock, Songs by Christian Guitar Chords